Selasa, 05 April 2011

Laporan Pendahuluan Uretritis

II. Konsep dasar penyakit uretritis


A. Pengertian

Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal (

Uretritis peradangan pada uretra).
Namun demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.


Uretritis terbagi menjadi dua yaitu ;
1. uretritis akut, terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya oleh karena prostat mengalami infeksi
2. uretritis kronik, infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidaksempurna pada masa akut, prostatitis kronik, atau striktura uretra.
B. KLASIFIKASI URETRITIS


ü Uretritis akut
ü Uretritis kronik




C. ETIOLOGI

Uretritis disebabkan oleh kuman gonore atau terjadi tanpa adanya bakteri. Sesuai dengan sebutan infeksi itu sendiri yaitu uretritis gonoreal dan nongonoreal.
ü Kuman gonorrhoe
ü Tindakan invasif
ü Iritasi batu ginjal
ü Trihomonas vaginalis
ü Organisme gram negatif :
- Escherichia coli
- Entero bakteri
- Pseudomonas
- Klebsiella dan Proteus


1. Uretritis gonoreal, disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae. Dan ditularkan melalui kontak seksual. Pada pria inflamasi orifisium meatal terjadi disertai rasa terbakarketika urinasi, meskipun demikian penyakit ini dapat asimtomatik. Pada wanita, rabas uretra tidak selalu muncul dan penyalkit juga asimtomatik, oleh karena itu gonore pada wanita tidak didiagnosis/dilaporkan.
2. Uretritis nongonoreal, uretritis yang tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia trakomatik atau urea plasma urelytikum. Jika pasien pria adalah simtomatik akan mengeluh adanya disuria tingkat sedang atau parah dan rabas uretral dengan jumlah sedikit atau sedang.
D.
Tanda dan gejala Terdapat cairan eksudat yang purulent
• Mukosa merah udematus
• Ada ulserasi pada uretra, iritasi, vesikal iritasi, prostatitis
• Mikroskopis ; terlihat infiltrasi leukosit sel-sel plasma dan sel-sel limfosit
• Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu morning sickness
• Pada pria pembuluhdarah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh pus
• Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita
E. Patofisiologi
ü Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
ü Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif )menyebabkan retak dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis

F. Pemeriksaan penunjang

Pada kasus uretritis hal-hal yang perlu diperiksa untuk mendukung diagnosa adalah ;
1. pemeriksaan urine lengkap
2. pemeriksaan sekret uretra
3. test sensitivitas dan kultur untuk menentukan antibiotika yang akan dipakai.



G. Prognosa


Infeksi pada uretra atau uretritis bila pengobatannya tidak baik maka infeksi dapat menjalar kekandung kemih, ureter ataupun ginjal


H. Pengobatan

Pada uretritis dilakukan pengobatan dengan
1. Chemoterapi
2. Antibiotika
3. Anti inflamasi
I. MANIFESTASI KLINIK
ü Mukosa memerah dan edema
ü Terdapat cairan exudat yang purulent
ü Ada ulserasi pada uretra
ü Adanya rasa gatal yang menggelitik
ü Good morning sign
ü Adanya pus awal miksi
ü Nyeri pada saat miksi
ü Kesulitan untuk memulai miksi
ü Nyeri pada abdomen bagian bawah

J. KOMPLIKASI
n Prostatitis
n Abses uretra striktur atau fistel uretra
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
n Kultur urine
n Urine analisi
n Darah lengkap
L. PENGKAJIAN
v Riwayat kesehatan
- Apakah pernah ISK
- Apakah pernah menderita batu ginjal
v Pengkajian fisik
- Palpasi kandung kemih
- Infeksi meatus
- Pengkajian : warna,jumlah,bau dan kejernihan urin
v Riwayat psikologis
- Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendikkn
- Persepsi terhadap kondisi penyakit
- Mekanisme koping dan support sistem
v Pengkajian pengetahuan klien
- Pemahaman tentang penyakitnya
- Pemahaman ttg pencegahan,perawatan
terapi medis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses peradangan
2. Perubahan pola eliminasi urin (disuri, urgency b/d proses peradangan
3. Resiko infeksi sekunder b/d tindakan invasif
RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses peradangan
Tujuan :
Gangguan rasa nyaman nyeri berkurang
Kriteria hasil :
§ Klien mengungkapkan nyeri berkurang
§ Tidak ada nyeri abdomen bawah
§ Mukosa uretra tidak memerah/edema
§ Tidak ada nyeri saat berkemih
§ Ekspresi wajah tenang
§ Vital sign dalam batas normal
Intervensi
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas
2. Beri posisi yang menyenangkan pada saat klien berkemih
3. Ajarkan tehnik relaksasi
4. Anjurkan klien minum 2-3 liter/hari
5. Kolaborasi pemberian analgesik
2. Perubahan pola eliminasi urin (dysuri, urgency, frekuensi b/d proses peradangan
Tujuan
Klien dapat mempertahankan pola eliminasi bak secara adekuat
Kriteria hasil
§ Klien dapat berkemih setiap 3 jam
§ Klien tidak kesulitan saat berkemih
§ Klien dapat bak dengan lancar
Intervensi
1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
2. Anjurkan untuk berkemih tiap 2-3 jam
3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
4. Bantu klien ke kamar kecil (memakai pispot /urinal)
5. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
3. Risiko infeksi sekunder b/d tindakan invasif
Tujuan
Tidak ada tanda – tanda infeksi
Kriteria hasil :
§ Vital sign dalam batas normal
§ Nilai kultur urin negatif
§ Urin berwarna bening dan tidak berbau
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda radang
2. Ambil urin tengah untuk pem. Kultur.
3. Anjurkan klien berkemih segera,jika ada dorongan berkemih
4. Anjurkan klien mengosongka vu setiap berkemih
5. Ajarkan tehnik hygine perineal yang baik.

Dengan nama blog http://club2kmb32b.blogspot.com/
di postingkan oleh
Nama : Santi Sumiati Kurniawan
NIm : 05200ID09071
Kelas: 2B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar