Rabu, 13 April 2011

Anomali Pada Ginjal

A.Anomali Ginjal

Anomali pada ginjal,ialah penggabungan kedua ginjal kanan dan kiri oleh bagian yang disebut isthmus melalui kedua pole (extremitas) atas atau bawah. Yang terbanyak penyatuan kedua pole bawah, sedangkan kedua pole atas hanya sekitar 5 — 10% .Besarnya isthmus sangat bervariasi, kadang-kadang merupakan bagian yang lengkap terdiri dari jaringan ginjal (parenchymatous tissue), tetapi pada beberapa kasus, hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari jaringan ikat (fibrous tissue) . Dari hasil autopsi, anomali ini tidak jarang dijumpai, meliputi 1 : 600 sampai 1 : 800 dari seluruh kasus.
Letak kedua ginjal relatip lebih berdekatan dan lebih rendah dari biasa, 40% diantaranya mencapai ketinggian normal Kedua ginjal biasanya terdapat pada sisi yang berlainan, di kanan kiri columna vertebralis, bisa juga keduanya terletak pada satu sisi, dalam hal ini salah satu di antara kedua ginjal tersebut terletak di atas lainnya .

B.Anomali-anomali kongential yang sering terjadi pada system urinarius antara lain sebagai berikut :

1.Ginjal polikistik yaitu adanya kista-kista di ginjal yang menyebabkan insufisiensi.
2.Agenesis ginjal yaitu kegagalan pembentukan ginjal dan dapat bersifat unilateral maupun bilateral.
3.Duplikasi ureter parsial atau lengkap.
4.Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina.
5.Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga perut.
6.Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan
7.Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluh-pembuluh darah embrional pada ginjal
8.Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus yang terbentuk antara kandung kemih dan lumen allantois.
9.Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara luar.


C.Sistem genitalis
a.Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif (indiferen)
Gonad primitive dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak berkembang menjadi testis( pada pria) atau ovarium (pada wanita).Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros.
Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut membran analis.
b.Pembentukan sistem genitalis pada pria
•Pembentukan testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.
•Pembentukan genital eksternal
Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum.

c.Pembentukan sistem genitalis pada wanita

•Pembentukan ovarium
Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati.
•Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebara pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
•Pembentukan genital eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.

•Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
•Pembentukan genital eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.
D.Anomali sistem genitalia

1.Duplikasi uterus, yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua duktus paramesonefros dari sisi yang berlawanan sehingga terbentuklah dua uterus dan dua vagina.
2.Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim ganda.
3.Uterus arkuatus, yaitu lekukan fundus uteri ke dalam di garis tengahnya.
4.Uterus bikornis, yaitu uterus memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim yang sama.
5.Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina.
6.Epispadia, yaitu muara uretra yang berada di dorsum penis, bukan di orifisium uretra eksternum.
7.Ekstrofi kandung kemih, yaitu apabila mukosa kandung kemih terpapar ke dunia luar.
8.Mikropenis, yaitu perangsangan androgen yang tidak cukup sehingga genitalia eksterna kurang bertumbuh dengan baik.
9.Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.





E.Tanda dan Gejala Anomali Ginjal

Penderita anomali ini biasanya tanpa keluhan, tetapi bila timbul penyakit penyulit, bisa terjadi hydronephrose, recurent pyelonephritis, haematuria dan batu ginjal Keluhan yang terjadi bisa berupa rasa mual dan sakit perut yang disertai kekejangan (Rovsing syndrome). Kehamilan pada penderita anomali ini 1/3 di antaranya mendapat kesulitan



dipostingkan oleh :
santi Sumiati Kurniawan
05200ID09071
2b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar