Minggu, 27 Maret 2011

Proses Terjadinya Pengenceran dan Pemekatan Urine

A. Proses Terjadinya Pengenceran Urin

Di pengaruhi oleh ADH (anti duretik hormon) dan aldosteron.
ADH dan aldosteron menyebabkan meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga akan meningkatkan reabsorsi air.

Hal ini akan menyebabkan volume urin menurun.Apabila ADH jumlahnya menurun, maka reabsorsi air menurun akibatnya jumlah urin meningkat.

Hal-hal yang menyebabkan ADH naik.:
1) Maningkatkan asmolalitas plasma
2) Penurunan volume dan tekanan darah

Hal-hal yang menyebabkan ADH turun:
1) Penurunan asmolalitas plasma
2) Peningkatan volume dan tekanan darah

Ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback pada jukstaglomerolus terutama pada makula densa di tubulus distal yang menimbulkan vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang akan mempertahankan laju filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160 mmHg. Namun perubahan tekanan darah akan menyebabkan produksi urin yang meningkat walaupun laju filtrasi tetap normal, karena adanya mekanisme reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.

B. Proses Terjadinya Pemekatan Urine

Apabila permeabilizas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin, urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan osmolalitas ekstrasel meningkat. (Corwin, 2000).


Diposting Oleh :

Ferawati ( 05200ID09050 )

Format Pengkajian Fisik Sistem Perkemihan

Menurut Wolf dan Weltzel, proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan, dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan, dan dinamis. (Effendi, Nasrul. 1995 : 2)
Proses keperawatan tersebut dalam pelaksanaannya harus berkesinambungan, karena proses keperawatan ini meliputi beberapa tahap yaitu :

a. Pengkajian
b. Pengumpulan Data

1) Data Biografi
Umur
jenis kelamin, dan
Pekerjaan

2) Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dengan CRF biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang, buang air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut kembung, sesak.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji riwayat pada perkemihan, riwayat penyakit ginjal sebelumnya, riwayat menggunakan obat-obatan nefrotoksik, kebiasaan diet, nutrisi, riwayat tidak dapat kencing, penggunaan hormon.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit CRF seperti hipertensi, diabetes mellitus, sistemik lupus eritematosa, arthritis dan kanker.

3) Pola Aktivitas Sehari-hari

Pada klien CRF pola aktivitas sehari-hari meliputi pola makan sebelum sakit yang sering dikonsumsi oleh klien yang merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya CRF seperti makanan yang tinggi natrium, kalium, kalsium sedangkan pola makan selama sakit biasanya mengalami penurunan frekuensi dan porsi karena klien mengalami mual. Pada klien dengan CRF harus dikaji kebiasaan minum yang kurang dari kebutuhannya dan yang dapat memperberat penyakitnya seperti kopi, teh dan alkohol, selama sakit biasanya intake dibatasi sesuai output. Eliminasi BAK biasanya ditemukan BAK yang sedikit sampai ditemukan oliguri sedangkan BAB biasanya tidak ada perubahan kecuali pada klien dengan penurunan aktivitas. Sebelum sakit biasanya kebutuhan personal hygiene klien tidak ada perubahan sedangkan selama sakit personal hygiene klien menjadi terganggu karena adanya kelemahan.

4) Pemeriksaan Fisik
Sistem Pernafasan
Pada klien dengan CRF ditemukan adanya tachipnoe, pernafasan kusmaul, uremic, halitosis, edema paru dan efusi pleura.
Sistem Kardiovaskuler
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya hipertensi, gagal jantung kongestif, edema pulmoner, perikarditis.
Sistem Pencernaan
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya anoreksia, nausea, vomiting, cegukan, rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi, perdarahan gusi/tidak, nyeri ulu hati, distensi abdomen, konstipasi.
Sistem Genotiurinaria
Pada klien dengan CRF awal ditemukan adanya poliuri dan nokturi, selanjutnya berkembang menjado oliguri dan anuri, terdapat proteinuria, hematuria, perubahan warna urine (kuning pekat, merah, cokelat).
Sistem Muskuloskeletal
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan kelemahan otot, kejang otot, nyeri pada tulang dan fraktur patologis.
Sistem Integumen
Penurunan turgor kulit, hiperpigmentasi, pruritis, echimosis, pucat.
Sistem Persyarafan
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan letargi, insomnia, nyeri kepala, tremor, koma.

5) Data Psikososial

Klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya rasa takut, marah, cemas, perasaan bersalah dan kesedihan. Respon emosional pada klien CRF mungkin disebabkan karena perubahan body image takut akan terjadinya disfungsi seksual dan ketakutan akan kematian.

6) Data Spiritual

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan ketidakmampuan beribadah seperti biasa.

7) Data Penunjang
Laboratorium

a. Urine
• Volume biasanya oliguri dan anuri
• Warna urine keruh, sedimen kotor atau kecokelatan
• Berat jenis menurun
• Osmolalitas menurun
• Klirens kreatinin menurun
• Natrium meningkat
• Protein meningkat
b. Darah
• Serum kreatinin meningkat
• Blood urea nitrogen meningkat
• Kadar kalium meningkat
• Hematokrit menurun
• Hemoglobin menurun
• Natrium, kalsium menurun
• Magnesium/posfat meningkat
• Protein (khususnya albumin menurun)

Sistem Perkemihan

1. Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna, kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen
2. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih
3. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)
4. Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon kateter atau urostomy atau supra pubik kateter
5. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait dengan sistem perkemihan
Diposting Oleh :
Evi Avianty ( 05200ID09049 )

Jumat, 18 Maret 2011

Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan.

SISTEMPERKEMIHAN

Sistem perkemihan atau basa juga disebut Urinary System adalah suatu system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Sistem perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:
-  Ginjal
-  ureter
-  Kandung Kemih
-  Saluran Kencing (Uretra)
Organ yang paling berperan dalam hal ini adalah Ginjal (Renal; Kidney).

ANATOMI GINJAL

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi columna vertebralis, di bawah liver dan limphe. Di bagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritonium yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar   12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm dan beratnya ± 140 gram ( pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram)


Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan medula.
  1. Korteks : bagian luar dari ginjal
  2. Medula : Bagian dalam dari ginjal
  3. Piramid : Medula yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga
  4. Kolumna Bertini ; Bagian korteks yang mengelilingi piramid.
  5. Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.
  6. Pelvis: Reservoar utama sistem pengumpulan ginjal.
  7. Kaliks minor: bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan karena adanya duktus papilaris yang  masuk ke bagian pelvis ginjal.
  8. Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

NEFRON

Di ulangi lagi. Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Dapat dibedakan dua jenis nefron:
  1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
  2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:
a.  Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
1.Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2.Lengkung Henle
Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
3.Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

FISIOLOGI GINJAL

Ginjal memiliki fungsi yaitu:
  1. Pengeluaran zat sisa oranik
  2. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
  3. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
  4. Pengaturan produksi sel darah merah
  5. Pengaturan tekanan darah
  6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
  7. Pengeluaran zat beracun
URETER
Ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25 ningga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.

KANDUNG KEMIH
Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis. Fungsi vesica urinaria:
  1. Sebagai tempat penyimpanan urine, dan
  2. Mendorong urine keluar dari tubuh.
URETRA
Pipa panjang yang mulai dari dasar Vesika Urinaria sampai meatus Uretra
Panjang pada Perempuan sekitar 17 sampai 22.5 dan pada pria 2.5 sampai 3.5 cm.


DAFTAR PUSTAKA
http://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/11/03/sistem-urinaria-sistem-perkemihan
Drs Syaifudin. AMK. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. EGC.Jakarta

Di posting oleh :
  1. Doni Irawan (05200ID09046)
  2. Elsa Ervina (05200ID09047)

Welcome To Our World

Bissmillahirahmanirrahim.
Dengan mengucapkan Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat illahi rabbi berkat dan rahmat-Nya. karena kami dapat melaksanakan tugas dalam pembuatan akun bloger ini sebagai salah satu wadah pengumpulan, pembuatan, penugas dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada koordinator pengajar mata kuliah kami, bapak Yadi Riyadhi Rahman. S.Kep. ners. Yang telah memberikan bimbingan secara langsung ataupun tidak langsung dalam pemberian tugas ini.
Sehingga dapat terbentuk kelompok penugasan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3.
Dengan Kelompok 2. Yang beranggotakan:
  1. Doni Irawan (05200ID09046)
  2. Elsa Ervina (05200ID09047)
  3. Evi Avianty (05200ID09049)
  4. Ferawati (05200ID09050)
  5. Lusi Puspitasari (05200ID09058)
  6. Sandi Irwan Sukmawan (05200ID09069)
  7. Santi Sumiati Kurniawan (05200ID09071)
  8. Toni Ahmad Muttaqin (05200ID09076)
  9. Yogi Samjani (05200ID09078)
Kami sebagai mahasiswa Akper Pemda Garut. Dalam pembuatan akun blogger ini bkn hanya bertujuan sebagai wadah dalam pengumpulan, pembuatan tugas dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3.tetapi kami ikut dalam peningkatan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan khususnya guna peningkatan ilmu keperawatan.
Kami mengharapkan saran yang dapat menyempurnakan dalam pembuatan tugas ini. sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.